Pernah dengar kata-kata itu? John Lennon yang pertamakali mengatakannya. Membuat bingung atau setuju dengan isinya?
Akhir-akhir ini saya banyak berpikir dan berencana. Mungkin khas mahasiswa yang baru lulus. Pertanyaan-pertanyaan klise seperti, "Habis ini saya harus melakukan apa? Saya ini memiliki kompetensi untuk melakukan apa? Pekerjaan apa yang bisa sesuai dengan passion tapi juga bisa mengembangkan saya? Bagaimana saya akan melewatkan hidup saya? Apa tujuan akhir saya?"
Lalu saya mulai membuat rencana-rencana. Saya kurang menikmati hari-hari saya karena saya sibuk dengan rencana yang "sempurna". Saya tidak suka dengan keadaan saya sekarang.
Kemudian saya ditantang oleh hidup. Rencana saya tidak berjalan lancar. Saya bingung. Saya sudah mengorbankan perasaan dan waktu saya untuk membuat rencana, dan ternyata rencana saya tidak berjalan. Lebih buruk lagi, saya kehabisan rencana. Saya juga bingung harus melakukan apa, karena ternyata saya tidak dalam kondisi seperti yang saya pikir sebelumnya. Saya bingung apa yang harus saya lakukan dengan hidup saya.
Saya belajar. Saya saat ini bekerja dikelilingi buku-buku, membaca dan menulis. Saya sampai pada buku-buku tertentu yang membuat saya berpikir ulang tentang hidup saya. Juga kata-kata dari dosen saya, "Kamu sebenarnya sudah tahu apa yang kamu inginkan. Kamu sebenarnya sudah lihat passion dan bakat kamu. Kamu cuma ragu." Lalu saya ingat juga, kata-kata dari sebuah buku yang saya baca, "Nasihat kamu perlukan ketika kamu sebenarnya sudah tahu apa yang kamu inginkan tapi kamu takut dengan apa yang kamu inginkan."
Akhirnya, saya berpikir, iya juga. Saya sudah terlalu lama menunggu didatangi pekerjaan yang sempurna, menunda semua rencana-rencana saya untuk saya lakukan nanti, rencana-rencana besar yang saya pikir "ada di depan sana". Bukan sekarang. Karena sekarang saya masih kurang ini, kurang itu. Saya butuh ini, butuh itu. Tulisan, pekerjaan, proyek sosial.
Saya juga meninggalkan hal-hal yang sudah ada di depan mata, yang saya nikmati, hanya karena saya takut berbeda dengan orang kebanyakan. Saya ingin jalan yang sama, yang aman, dimana saya tidak akan jadi menonjol atau dipertanyakan. Saya takut kesulitan-kesulitan yang akan muncul kalau saya memulai rencana itu. Saya mempersyaratkan adanya hal-hal tertentu untuk memulainya.
Tapi apa saya ingin jadi orang seperti itu? Apa kamu ingin jadi orang seperti itu? Apa hidup ini cukup untuk menunda mimpi dan berhenti berusaha hanya karena fasilitas tidak ada di depan mata?
Baru malam ini saya merasakan lagi kesenangan yang sudah lama tidak mendatangi saya. Sesuatu yang biasanya tidak saya lakukan karena saya terlalu terobsesi pada kesempurnaan dan rencana-rencana, tapi takut pada eksekusinya, takut kalau saya tidak cukup mampu untuk melakukannya.
Simpel. Saya memutuskan bahwa saya tidak usah menunggu orang lain. Saya hanya cukup melakukan yang terbaik dalam apa yang saya senangi, dan mulai membangun mimpi saya dari apa yang saya punya sekarang. Saya akan tetap bisa jadi orang yang saya inginkan, saya akan memulai segalanya dari hal yang sederhana. Sekarang. Peduli amat kalau gagal. Yang penting saya menikmati setiap momennya.
Ada hal-hal di depan sana yang mungkin atau tidak mungkin terjadi pada saya. Tapi di depan saya sekarang adalah kertas dan pensil, dan itulah yang biasanya bisa menjadi satu-satunya alat saya, saat itu, dengan segala kesempurnaan dan kekurangannya, untuk membentuk hal-hal yang ingin saya buat. Ada pekerjaan yang mungkin bukan pekerjaan yang ideal untuk saya, tapi saya bisa belajar banyak darinya untuk masa depan. Saya ingin coba menikmatinya sebagai langkah kecil menuju yang saya inginkan.
Hidup akan terus berjalan dan saya tidak bisa terus menunggu. Semua perjalanan dimulai dari diri sendiri. Sekarang. Setiap detiknya. Saya mengganti kutipan-kutipan di kepala tentang bagaimana hidup seharusnya atau tentang kesempurnaan.
Peduli amat dengan apa yang akan terjadi nanti. Kutipan saya sekarang adalah,
...saya berdoa siapapun yang membaca ini juga bisa melakukan apa yang dia inginkan saat ini, sekecil dan sesimpel apapun, dengan segala kondisi dan kekurangannya.
Sori kalau terlalu serius atau sotoy. Ingin sharing aja :))
Akhir-akhir ini saya banyak berpikir dan berencana. Mungkin khas mahasiswa yang baru lulus. Pertanyaan-pertanyaan klise seperti, "Habis ini saya harus melakukan apa? Saya ini memiliki kompetensi untuk melakukan apa? Pekerjaan apa yang bisa sesuai dengan passion tapi juga bisa mengembangkan saya? Bagaimana saya akan melewatkan hidup saya? Apa tujuan akhir saya?"
Lalu saya mulai membuat rencana-rencana. Saya kurang menikmati hari-hari saya karena saya sibuk dengan rencana yang "sempurna". Saya tidak suka dengan keadaan saya sekarang.
Kemudian saya ditantang oleh hidup. Rencana saya tidak berjalan lancar. Saya bingung. Saya sudah mengorbankan perasaan dan waktu saya untuk membuat rencana, dan ternyata rencana saya tidak berjalan. Lebih buruk lagi, saya kehabisan rencana. Saya juga bingung harus melakukan apa, karena ternyata saya tidak dalam kondisi seperti yang saya pikir sebelumnya. Saya bingung apa yang harus saya lakukan dengan hidup saya.
Saya belajar. Saya saat ini bekerja dikelilingi buku-buku, membaca dan menulis. Saya sampai pada buku-buku tertentu yang membuat saya berpikir ulang tentang hidup saya. Juga kata-kata dari dosen saya, "Kamu sebenarnya sudah tahu apa yang kamu inginkan. Kamu sebenarnya sudah lihat passion dan bakat kamu. Kamu cuma ragu." Lalu saya ingat juga, kata-kata dari sebuah buku yang saya baca, "Nasihat kamu perlukan ketika kamu sebenarnya sudah tahu apa yang kamu inginkan tapi kamu takut dengan apa yang kamu inginkan."
Akhirnya, saya berpikir, iya juga. Saya sudah terlalu lama menunggu didatangi pekerjaan yang sempurna, menunda semua rencana-rencana saya untuk saya lakukan nanti, rencana-rencana besar yang saya pikir "ada di depan sana". Bukan sekarang. Karena sekarang saya masih kurang ini, kurang itu. Saya butuh ini, butuh itu. Tulisan, pekerjaan, proyek sosial.
Saya juga meninggalkan hal-hal yang sudah ada di depan mata, yang saya nikmati, hanya karena saya takut berbeda dengan orang kebanyakan. Saya ingin jalan yang sama, yang aman, dimana saya tidak akan jadi menonjol atau dipertanyakan. Saya takut kesulitan-kesulitan yang akan muncul kalau saya memulai rencana itu. Saya mempersyaratkan adanya hal-hal tertentu untuk memulainya.
Tapi apa saya ingin jadi orang seperti itu? Apa kamu ingin jadi orang seperti itu? Apa hidup ini cukup untuk menunda mimpi dan berhenti berusaha hanya karena fasilitas tidak ada di depan mata?
Baru malam ini saya merasakan lagi kesenangan yang sudah lama tidak mendatangi saya. Sesuatu yang biasanya tidak saya lakukan karena saya terlalu terobsesi pada kesempurnaan dan rencana-rencana, tapi takut pada eksekusinya, takut kalau saya tidak cukup mampu untuk melakukannya.
Simpel. Saya memutuskan bahwa saya tidak usah menunggu orang lain. Saya hanya cukup melakukan yang terbaik dalam apa yang saya senangi, dan mulai membangun mimpi saya dari apa yang saya punya sekarang. Saya akan tetap bisa jadi orang yang saya inginkan, saya akan memulai segalanya dari hal yang sederhana. Sekarang. Peduli amat kalau gagal. Yang penting saya menikmati setiap momennya.
Ada hal-hal di depan sana yang mungkin atau tidak mungkin terjadi pada saya. Tapi di depan saya sekarang adalah kertas dan pensil, dan itulah yang biasanya bisa menjadi satu-satunya alat saya, saat itu, dengan segala kesempurnaan dan kekurangannya, untuk membentuk hal-hal yang ingin saya buat. Ada pekerjaan yang mungkin bukan pekerjaan yang ideal untuk saya, tapi saya bisa belajar banyak darinya untuk masa depan. Saya ingin coba menikmatinya sebagai langkah kecil menuju yang saya inginkan.
Hidup akan terus berjalan dan saya tidak bisa terus menunggu. Semua perjalanan dimulai dari diri sendiri. Sekarang. Setiap detiknya. Saya mengganti kutipan-kutipan di kepala tentang bagaimana hidup seharusnya atau tentang kesempurnaan.
Peduli amat dengan apa yang akan terjadi nanti. Kutipan saya sekarang adalah,
...saya berdoa siapapun yang membaca ini juga bisa melakukan apa yang dia inginkan saat ini, sekecil dan sesimpel apapun, dengan segala kondisi dan kekurangannya.
Sori kalau terlalu serius atau sotoy. Ingin sharing aja :))
No comments:
Post a Comment